Pages

Tuesday, February 24, 2015

War Horse (2011)


War horse (2011)
Suber foto: imdb.com
Ted Narracott (Peter Mullan) seorang petani di Devon, Inggris memenangkan lelang seekor kuda (yang kelak diberi nama Joey) dengan harga 30 Pounds. Harga tersebut terlalu mahal untuk seekor kuda pembajak yang rata-rata dapat diperoleh maksimal seharga 15 Pounds. Sesampainya di rumah sang istri, Rossie Narracott (Emily Watson) marah karena suaminya membeli kuda yang terlalu mahal. Ia pun meminta Ted untuk mengembalikan kepada pemiliknya kemudian membeli kuda lainnya.

Namun Ted bersikeras dengan pilihannya, meskipun harus berhutang kepada tuan tanah. Dalam perjanjian Ia harus menanami lahan tuan tanah dan hasilnya diserahkan kepada pemilik lahan untuk menebus hutangnya.

Joey, kuda jantan yang belum sepenuhnya dewasa harus membantu Ted membajak lahan yang tandus dan berbatu. Joey bukanlah kuda pembajak, melainkan seekor kuda pacu. Sang tuan tanah mencibir bahwa kuda itu tidak akan mampu melaksanakan tugasnya. Namun, Albert Narracott/Albie (Jeremy Irvine) anak Ted, yakin Joey bisa melakukannya. Dengan perjuangan keras, Albie berhasil membuat Joey mampu membajak lahan yang berbatu sekalipun. Hal tersebut membuat tuan tanah dan tetangga Ted kagum dengan kekuatan Joey. Lama-lama Albie dan Joey seperti memeliki ikatan batin, Albie dapat memanggil Joey dengan siulan khusus.

Tanaman Ted tumbuh subur sebelum akhirnya badai menghancurkannya. Ted terpaksa menjual Joey kepada Capt. Nicholls (Tom Hiddlesto), seorang perwira tentara Inggris. Albie tak setuju dengan keputusan ayahnya tersebut, ia meminta kepada ayahnya mengembalikan uang Kapten Nicholls. Kapten Nicholls menolaknya, namun ia berjanji akan merawat Joey dengan baik dan menjadikan Joey sebagai kuda perangnya.

Saat perang melawan tentara Jerman Kapten Nicholss gugur dan kudanya menjadi milik tentara Jerman. Gunther (David Kross) seorang tentara Jerman ditugaskan merawat kuda-kuda rampasan perang. Saat senja adik Gunther dan tentara Jerman lainnya diinstruksikan untuk menuju garis depan. Sebagai kakak, Gunther tak bisa melihat adiknya yang masih 14 tahun ikut berperang. Dia membawa lari kuda-kuda dan adiknya, bersembunyi di sebuah kincir angin sebelum akhirnya ditemukan oleh komandan mereka. Gunther dan adiknya harus dieksekusi karena mencoba lari dari perang.

Kuda-kuda itu akhirnya ditemukan oleh Emilie (Celine Buckens), ia dan kakeknya (Niels Arestrup) selanjutnya yang merawat Joey dan satu kuda lainnya. Saat Emilie mencoba menunggangi Joey, tentara Jerman datang dan kembali membawa kuda tersebut.

Joey dan kuda-kuda lainnya harus melakukan tugas berat mengangkut meriam-meriam besar keatas bukit. Saat pertempuran terjadi, Joey berlari sampai akhirnya seluruh tubuhnya tersangkut di kawat berduri. Tak tega melihat seekor kuda menderita, seorang tentara Inggris mencoba menyelamatkannya. Namun ia tak mempunyai alat untuk memotong kawat-kawat tersebut, kemudian datang seorang tentara Jerman membawa tang yang juga berniat membantu Joey. Kawat pun terlepas, namun muncul masalah siapa yang akan memiliki Joey. Akhirnya Joey menjadi milik tentara Inggris setelah menang lewat undian koin.

Pada saat yang sama, Albie bergabung dalam tentara Inggris dan ikut berperang. Ia terkena gas yang membuat matanya tak mampu melihat untuk sementara. Joey yang terluka parah setelah tersangkut kawat berduri dibawa ke dokter yang sama dengan Albie. Melihat kondisi Joey yang terinfeksi tetanus, dokter menyuruh seorang tentara untuk menembak mati Joey. Saat itulah Albie memanggil Joey dengan siulannya, akhirnya Joey pun diobati.

Saat perang usai dan Inggris menjadi pemenang, semua kuda kecuali milik perwira harus dilelang. Albie yang hanya seorang prajurit harus merelakan Joey dijual.

Kakek Emilie menjadi pemenang lelang setelah tak ada tawaran yang lebih tinggi dari 100 Pounds miliknya. Saat akan dibawa, Joey berlari kearah Albie. Albie  menceritakan bahwa Joey adalah kuda miliknya, ia yang membesarkan dan melatih Joey. Akhirnya Joey diserahkan kepada Albie. Kembalilah Albie ke rumahnya dengan membawa Joey.

Sebuah film oleh Steven Spielberg yang menguras emosi, layak ditonton!

No comments:

Post a Comment